Sejarah Hari Peduli Sampah Nasional

SEPUTARWONOGIRI.COM -

Sejarah Hari Peduli Sampah Nasional

Melansir situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Sulawesi, sejarah Hari Peduli Sampah Nasional bermula dari peristiwa di tahun 2005 silam. Saat itu terjadi longsor gunungan sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat pada tanggal 21 Februari 2005.



Peristiwa longsornya gunungan sampah TPA Leuwigajah tersebut menimpa perkampungan warga di Cilimus dan Pojok, Jawa Barat. Akibatnya lebih dari 100 nyawa meninggal dunia imbas tragedi longsoran TPA Leuwigajah.

Tragedi ledakan TPA Leuwigajah terjadi akibat tingginya curah hujan dan ledakan gas metana dari tumpukan sampah di TPA. Sebanyak 157 jiwa melayang dan dua kampung (Cilimus dan pojok) hilang dari peta karena tergulung longsoran sampah yang berasal dari TPA Leuwigajah.

Selanjutnya, tanggal peristiwa tersebut dijadikan momentum untuk memperingati kepedulian terhadap masalah sampah. Sampai sekarang tanggal 21 Februari diperingati sebagai Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) setiap tahunnya.



Masalah Sampah 

Seperti diketahui, dampak dari persoalan sampah terhadap lingkungan ini sangatlah jelas. Mulai dari pencemaran laut, pencemaran sungai, menghambat proses air tanah, pencemaran tanah dan membuat air serta tanah menjadi tidak sehat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya.
 Berdasarkan data Indonesia National Plastic Action Partneship yang dirilis April 2020, sebanyak 67,2 juta ton sampah Indonesia masih menumpuk setiap tahunnya, dan 9 persennya atau sekitar 620 ribu ton masuk ke sungai, danau dan laut.
Di Indonesia diperkirakan sebanyak 85.000 ton sampah dihasilkan per harinya, dengan perkiraan kenaikan jumlah mencapai 150.000 ton per hari pada tahun 2025. 
Jumlah ini didominasi oleh sampah yang berasal dari rumah tangga, yang berkisar antara 60 hingga 75 persen.

Dengan tema "Kelola Sampah untuk Kesejateraan Masyarakat"  masalah sampah tidak bisa di atasi sendiri karena butuh semua peran dan semua pihak.

HPSN yang diperingati setiap tanggal 21 Februari merupakan sebuah konstelasi perjalanan panjang sistem pengelolaan sampah. Bukan hanya fokus ke pengelolaan sampah terintegrasi saja, namun dapat memberikan dampak yang lebih besar terhadap lingkungan dan ekosistem kehidupan global yaitu pengendalian perubahan iklim melalui penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor limbah. Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Rosa vivien Ratnawati.

Melansir dari situs KLKH Pengelolaan sampah saat ini mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia sekaligus manifestasi dari salah satu prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan, yaitu waste to resource melalui cara kerja ekonomi sirkular dan sampah menjadi sumber energi. “HPSN 2023 harus menjadi babak baru pengelolaan sampah di Indonesia menuju Zero Waste, Zero Emission” tegasnya.

Beragam solusi -solusi atasi masalah tentang sampah banyak bisa ditemukan di berbagai media. Hingga keseriusan pengelolaan dan atasi masalah sampah dari hulu ke hilir , dari Pemerintah pusat, Daerah sampai kelurahan dan Desa hingga kesadaran masyarakat untuk disiplin buang sampah pada tempatnya, dengan penguasaan teknologi pengelolaan sampah selain mampu menjadi sumber energi pastinya harapan lingkungan bersih Alam pun tetap lestari bisa terwujud dan seimbang.

Gerakan untuk selalu membuang sampah secara disiplin pada tempat sampah selalu digaungkan.
Tempat-tempat sampah semakin berlimpah di sediahkan di depan rumah-rumah. Begitu juga di beberapa tempat ruang publik dan tempat wisata.

Hal ini sungguh sangat mengembirakan walaupun masih ada beberapa masyarakat masih mengabaikan untuk disiplin buang sampah pada tempatnya semoga semakin berkurang dan disipilin buang sampah pada tempatnya sudah menjadi kebiasaan.

Ibu-Ibu pun mulai mengajarkan kepada anak-anak mereka sejak usia dini, betapa pentingnya membuang sampah dengan di
siplin pada tempat yang sudah di sediakan.
Karena hal itu menjamin kebersihan lingkungan semakin sehat bagi kehidupan mereka sehari hari. Disiplin dan rasa tanggungjawab ditanamkan sejak usia dini akan menumbuhkan pribadi dengan karakter unggul.

Elsky, 19 /2/2023 


Tidak ada komentar

Terimakasih sudah berkunjung. Dan jangan lupa tinggalkan komentar.
Salam