PENJUAL JAGUNG BAKAR
Kiranya kita semua pernah mendenger dan tidak asing lagi namanya jagung bakar. Tapi kenapa "Penjual Jagung Bakar" menjadi perhatian saya sehingga menjadi tulisan di sini.
Tentunya para pembaca penasaran juga kok dari penjual jagung bakar saja bisa menjadi tulisan, biarlah tulisan ini mengalir dengan apa adanya.
Tentunya para pembaca penasaran juga kok dari penjual jagung bakar saja bisa menjadi tulisan, biarlah tulisan ini mengalir dengan apa adanya.
Coba kita lihat gambar di bawah, Ada penjual jagung bakar dengan anak dan istrinya buka lapak tanpa atap, lesehan di pinggir jalan Lokasi event Motor Cross di salah satu desa Purwokerto yang bernama Patikraja. Kebetulan saya duduk di brlakang hingga bisa mengabadikan photo ini.
Saya melihat Jam waktu menunjukan pukul 14.30 wib. Saat udara panas menyengat datang lah penjual jagung bakar ini dengan anak dan istrinya menggnakan motor bebek membawa karung berisikan jagung dan peralatan untuk membakar jagung, yaitu Arang, tempat membakar berupa kaleng yang sudah di belah, toples berisi bumbu penyedap rasa (maaf saya tidak tau pasati namanya).
Tepat Jam 15.00 Wib dengan beralaskan karung plastik yang pake sebagai wadah jagung aktivitas dimulai dari membakar jagun dari bara arang diatas kaleng yang dibelah tadi.
Tepat Jam 15.00 Wib dengan beralaskan karung plastik yang pake sebagai wadah jagung aktivitas dimulai dari membakar jagun dari bara arang diatas kaleng yang dibelah tadi.
Mereka berbagi peran bapaknya membakar jagung, Anaknya mengupas jagung dan Ibunya bertugas mengolesi jagung dengan bumbu penyedap yang sudah di siapkan sekaligus menawarkan jagung merangkap sebagai penerima uang hasil jualan.
Selang beberapa saat pembeli pertama datang mendekat seorang bapak beserta anak-anaknya, termasuj saya dan teman-teman beli juga untuk mengganjal perut yang sudah mulai keroncongan, terlihat sekali kalau jagungnya baru di petik terasa banget aroma dan gurih.
Hingga sampai jam 16.30 wib tidak terasa jualan jagung bakar seharga Rp.2000,-/ biji sudah habis. Saya mendekati ibunya dan bertanya : Bu ..habis toh ..?? Ibu nya menjawab : iya mas sebenarnya mau ambil lagi tapi rumah saya jauh dan "saya bertanya lagi: loh bawa berapa jagung bu? jawabnya : 70 -an malah banyak yang kecewa mau beli jagungnya sudah habis mas. Alhamdulilah Mas ..bisa buat beli lauk katanya. sambil menunjukan uang hasil jualan di dalam tasnya ( kelihatan sekali rasa seneng di gurat wajah Ibunya)
Dari Cerita diatas ada beberapa hal / point menjadi catatan saya :
- Waktu dan Tempat : lokasi jualan yang dilihat dari tempatnya nggak mungkin laku dimana jualan seperti dalam gambar buka lapak sederhana, tanpa tempat duduk layaknya penjual jagung yang kita lihat pada umumnya ada tikar, sedia minuman dan lokasinya juga nyaman untuk nongkrong dan ngobrol.
- Peralatan : dengan peralatan yang sederhana saja sudah bisa menjadi kan mereka untuk berusaha
- Berbagi Peran : mereka bertiga berbagi peran seperti di jelaskan cerita diatas ada yang bakar jagung, ada yang mengupas jagung dan ada yang menjual sekaligus memberi penyedap rasa pada jagung.
- Focus : mereka tidak peduli dengan apa yang terjadi disekitarnya apa malu atau ingin melihat pertunjukan latihan motor cross yang di gelar saat itu tetap mereka melakukan pekerjaan mereka dengan tugas sepertinya tidak perlu di komando lagi sudah jalan.
- Hasilnya : Semua Jagung yang di bawa ludes Terjual erjual .
Cerita diatas menjadi pembelajaran bagi kita dimana ada beberapa point sebagian besar menjadi alasan - alasan yang kita temui di setiap usaha dan membuat kita tidak yakin untuk melakukan sebuah proses penjualan.
alansan-alasan yang kita buat terbantahkan melihat kenyataan penjual jagung diatas kenapa ?
alansan-alasan yang kita buat terbantahkan melihat kenyataan penjual jagung diatas kenapa ?
karena mereka tau dan yakin siapa pembeli mereka, yakin akan usaha mereka yang sungguh -sungguh akan membuahkan hasil dan alasan-alasan apapun bukan kendala bagi mereka.
Semua butuh pengalaman memang, tapi bagaimana kita bisa dapat pengalaman jika kita tidak mau bergerak dan setiap bekerja selalu tidak focus apa yang kita jual baik produk /jasa yang dikerjakan.
Apalagi masalah tempat, persiapan, inisiatif selalu menjadi masalah klasik dan selalu menjadi alasan kita untuk tidak melakukan proses penjualan.
Hal ini terbukti dari cerita penjual jagung diatas dimana di tengah cuaca panas mereka sangat yakin jualannya laku padahal kita tahu penjual jagung bakar biasanya banyak kita lihat pada malam hari atau ditempat dingin lokasi wisata dekat gunung dan lain-lain.
Fokus , mungkin ini kadang hanya sebuah ucapan yang keluar dari mulut kita tapi apakah kita sudah memahami Fokus itu bagaimana? penjual jagung diatas mereke tidak peduli tempatnya dimana atau mereka di cibirin orang " jual jagung bakar kok di tengah lapangan dan panas lagi " mereka tetap yakin menjalankan aktivitas jualan dengan perannya masing-masing dan yakin dengan usaha mereka pada akiirnya dari proses penjualan yang mereka lakukan membuahkan hasil.
Dengan tekun sungguh-sungguh, persiapan yang matang dan selalu berbagi peran dalam tugas serta focus (nggak usah di didengar omongan yang melemahkan setiap usaha kita) dengan pekerjaan dan produk yang kita jual mampu memberikan manfaat bagi pembeli kita.
Kelak semua akan menjadi pengalaman dan jejak hidup kita apa yang kita kerjakan, juga tidak ada usaha yang tidak membuahkan hasil serta manfaat jika sungguh-sungguh dan tidak mudah untuk menyerah. tetap bergerak tetap belajar hingga harapan keluarga dan mimpi kita jadi kenyataan.
Kelak semua akan menjadi pengalaman dan jejak hidup kita apa yang kita kerjakan, juga tidak ada usaha yang tidak membuahkan hasil serta manfaat jika sungguh-sungguh dan tidak mudah untuk menyerah. tetap bergerak tetap belajar hingga harapan keluarga dan mimpi kita jadi kenyataan.
Apakah kita masih akan tetap di tempat atau bergerak? tidak ada yang akan merubah kehidupan Anda kecuali Anda Sendiri, buanglah yang namanya gengsi dalam melakukan kerjaan, perbanyaklah pengalaman dari proses yang bener, tambahlah wawasan dan investasi waktu sebaik mungkin dari pada menyesal karena harta yang paling berharga kita sia-siakan yaitu WAKTU.
Banyak orang menyesal di masa tuanya bukan karena mereka tidak bertindak di masa mudahnya melainkan mereka kurang banyak bertindak .
Pastinya selalu awali dan Akhiri dengan DO.A setiap aktivitas, bagaimana pun kita bekerja dan menjemput Rizki yang sudah ada dari Nya, tetap berusaha dan masalah hasil adalah wilayahNya.
Banyak orang menyesal di masa tuanya bukan karena mereka tidak bertindak di masa mudahnya melainkan mereka kurang banyak bertindak .
Pastinya selalu awali dan Akhiri dengan DO.A setiap aktivitas, bagaimana pun kita bekerja dan menjemput Rizki yang sudah ada dari Nya, tetap berusaha dan masalah hasil adalah wilayahNya.
Post a Comment